Thursday 13 February 2014
2/13/2014 12:03:00 pm

Alternator dan Aki

Salah satu kisah klasik dalam dunia otomotif adalah mengenai alternator dan aki. Bila kita menambahkan AC, elektrik fan, lampu tembak, dan lain sebagainya, seringkali muncul pertanyaan, mana yang harus diganti, aki atau alternator? Inilah yang masih sering rancu.
Sekadar membantu memahami, sistem kelistrikan pada kendaraan dapat dianalogikan sebagai keran sumber air (misalkan PAM atau pompa air), ember dan pancuran. Dalam hal ini, aki berperan sebagai ember, alternator ibarat sumber air, dan peralatan listrik sebagai pancuran.
Sumber air bertugas untuk memenuhi ember. Volume ember bakal berkurang saat keran pancuran dibuka. Apabila ember tersebut sudah penuh, maka sumber air akan memutus aliran, dan kembali menyuplai apabila debit ember berkurang.
Semakin besar keran sumber air dibuka, maka semakin cepat ember penuh. Dan semakin besar keran pancuran dibuka, semakin cepat pula isi ember berkurang. Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa alternator-lah yang harus diganti ketika peralatan (kebutuhan) listrik bertambah.
Alternator merupakan pemasok utama arus listrik. Semakin besar kapasitas alternator, semakin cepat pula aki terisi. Supaya tidak terjadi overcharge, maka peranti ini diberi pengaman berupa limiter yang akan memutus arus listrik dari alternator ke aki ketika aki dalam kondisi fullcharge. Mobil zaman dulu menggunakan cut-out, sedangkan mobil terkini memakai IC atau modul khusus untuk mengatur pengisian itu.
Aki atau baterai berfungsi untuk menyimpan daya listrik yang dihasilkan oleh alternator, selain daya yang ia miliki sendiri. Dalam kondisi normal, daya aki hanya diperlukan saat menyalakan mesin saja. Ketika mesin hidup, dan volume listrik aki kembali penuh, maka suplai listrik kendaraan diambil alih alternator.
Selain wadah, aki juga berfungsi untuk menstabilkan arus listrik dari alternator. Aliran listrik dari alternator naik-turun, tergantung putaran mesin, sementara peranti elektrik kendaraan butuh aliran listrik yang stabil.

Kebutuhan Listrik
Untuk mengetahui kebutuhan listrik kendaraan secara akurat, memang diperlukan alat khusus. Namun secara sederhana, kita bisa hitungnya. Sebagai contoh, sebuah kendaraan memiliki alternator standar 35Ah. Jika ingin menambahkan peralatan listrik, maka kita harus menghitung semua beban tambahannya. Gampang, tinggal menjumlahkan daya masing-masing alat. “Semisal beban tambahan mencapai 35Ah, maka diperlukan alternator dengan kapasitas minimal sebesar tambahan tersebut,” tutur Atek dari Gallery Alternator di Jakarta Selatan.
“Untuk mengetahui semua beban tambahan, nyalakan mesin dalam kondisi idle dan hidupkan lampu utama, ac ataupun semua alat yang mampu mengkonsumsi listrik,” wanti FA Nadjib dari D2 motorsport Depok mengingatkan.
Angka pengisian (charge volt) normal minimum di 12.8 volt. Apabila lebih rendah, dipastikan pengisian tidak optimal. Sedangkan maksimalnya ada di 14.8 volt. Lebih dari itu, maka terjadi kelebihan pengisian.

Alternator besar dan aki besar
Penggantian alternator yang lebih besar pada dasarnya baik. Listrik lebih stabil dan aki pun lebih awet. “Lebih aman dan konstan. Jadi apabila kita menambahkan alat eletronik tambahan seperti GPS, inverter atau alat yang tak terlalu memakan daya besar tanpa rasa was-was,” tutur Atek.
Namun, alternator yang lebih besar juga berpotensi menimbulkan masalah. Fisik yang umumnya lebih besar dari standar, terkadang memaksa penyesuaian pada braketnya. Tak jarang ubahannya sangat ekstrim. Pada mesin-mesin kecil, saat alternator bekerja mesin akan lebih terbebani dan menjadi lebih berat.
Sedangkan untuk penggantian aki dengan kapasitas lebih besar sebaiknya lebih berhati-hati. Kapasitas aki yang lebih besar berarti proses pengisiannya lebih lama. Jika kapasitas alternator jauh lebih kecil, komponen kelistrikan alternator akan lebih mudah aus, aki pun cepat rusak. Sebaiknya jika aki diperbesar, maka suplai listriknya pun harus diperbesar.

Winch dan peranti lainnya
            Lantas bagaimana dengan penambahan alat-alat seperti winch, lampu tambahan dan alat-alat lain yang menyedot listrik dalam jumlah besar? Semisal winch, yang butuh daya hingga 50 A (ampere). “Karena tidak digunakan setiap saat, maka kapasitas alternator pun tidak harus diupgrade sebesar 50 A lagi. Dengan tambahan 20 atau 30 A sudah mencukupi,” cerocos Atek.
Saat winch mengalami jeda atau sedang istirahat dari tugasnya, maka alternator segera menuaikan tugas utamanya. “Namun tidak ada salahnya jika alternator diupgrade hingga 50 ampere atau lebih, hanya saja ini bakal membebani mesin saat alternator ini bekerja. Tenaga mesin bakalan sedikit terkuras untuk memutar alternator.”
Kebutuhan listrik secara ektrem seperti kendaraaan tambang, ekspedisi, satelite support dan lainnya yang syarat dengan tambahan perlengkapan elektrik terkadang satu alternator besar pun tak cukup untuk menyuplainya. “Jika sudah seperti ini solusinya tambah kapasitas alternator dan jika belum mencukupi, maka dipakai dual alternator sebagai alternatif.

Thanks to:
Gallery Alternator
Jl. H Nawi Raya 22-B RT 001/10
Telepon : 021-7397085
Sumber : http://jip.co.id/read/2012/11/17/335229/139/24/Utilitas-Alternator-Atau-Aki

0 comments:

Post a Comment